Minggu, 06 Desember 2009

4 Mitos Seputar Kolesterol

KOLESTEROL seringkali menjadi bahan perdebatan. Kolesterol dianggap sebagai kandungan yang tidak baik bagi kesehatan. Akibatnya, banyak orang berusaha menghindari makanan tertentu hanya dengan alasan kolesterol tinggi. Apakah semua kolesterol itu buruk? Ini hanyalah mitos. Kolesterol tidak selamanya buruk bagi kesehatan. Berikut beberapa mitos lain mengenai kolesterol dan fakta dibaliknya.


1. Telur tidak baik bagi kesehatan

Telur memang mengandung banyak kolesterol, sekitar 200 mg. Jumlah ini lebih dari 2/3 batasan kolesterol yang dianjurkan American Heart Association (300 mg) per hari. Tetapi, kolesterol ini tidak seburuk yang Anda pikirkan. Hanya beberapa kolesterol pada makanan yang akan masuk ke dalam aliran darah. Jika asupan kolesterol dalam diet Anda meningkat, tubuh akan memberikan kompensasi dengan memproduksi lebih sedikit kolesterol di dalam tubuh.

Walaupun tidak ingin mengonsumsi dalam jumlah berlebih, makan 1 atau 2 telur selama beberapa kali seminggu tidak akan berbahaya bagi kesehatan Anda. Pada faktanya, telur merupakan sumber protein dan lemak tidak jenuh yang dikenal juga dengan lemak baik.

2. Tidak ada anak-anak yang mempunyai kolesterol tinggi

Sebagian besar orang meyakini kalau kolesterol merupakan masalah orang-orang di usia pertengahan. Tapi, tahukah Anda, penelitian telah menunjukkan kalau penyumbatan pembuluh darah yang memicu serangan jantung (aterosklerosis), bisa mulai terjadi sejak usia 8 tahun.

Pada Juli 2008, American Academy of Pediatrics membuat panduan mengenai anak-anak dan kolesterol. Dalam panduan tersebut, anak-anak yang kelebihan berat badan, hipertensi, atau mempunyai sejarah keluarga mengalami penyakit jantung, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol sejak usia 2 tahun.

Dalam panduan tersebut, seperti yang dikutip situs health, anak-anak dengan kolesterol tinggi juga dianjurkan mengikuti diet dengan jumlah lemak jenuh yang dibatasi hanya sampai 7% dari jumlah kalori dan kolesterol dari makanan tidak lebih dari 200 miligram. Anak-anak juga disarankan menggunakan suplemen serat dan lebih banyak berolahraga.

3. Makanan dikatakan sehat untuk jantung jika mengandung "0 mg kolesterol"

Kandungan kolesterol yang tertera pada makanan, hanyalah salah satu sumber peningkatan jumlah kolesterol. Tapi, penyumbang yang paling besar adalah diet yang tinggi lemak. Kandungan kolesterol dalam makanan dianggap tidak terlalu berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam tubuh. Lemak jenuh (yang ditemukan pada makanan dari hewan dan produk-produk susu) dan lemak trans (yang biasa ditemukan pada makanan kemasan) merupakan faktor penyumbang utama meningkatnya kadar kolesterol jahat LDL, penyebab aterosklerosis.

4. Kolesterol selalu menjadi hal yang buruk

Saat mendengar kata "kolesterol", orang selalu mengaitkannya dengan gambaran yang buruk. Sebenarnya, kebenarannya jauh lebih rumit dari itu. Kolesterol tinggi bisa berbahaya, tapi kolesterol itu sendiri tetap diperlukan dalam berbagai proses penting yang berlangsung di dalam tubuh. Misalnya untuk melindungi sel-sel saraf di otak hingga menyediakan struktur bagi sel-sel membran. Karena itulah tubuh juga memproduksi kolesterol. Sekitar 75% kolesterol dalam darah diproduksi oleh hati dan sel-sel di dalam tubuh.

Peran kolesterol dalam penyakit jantung seringkali disalahartikan. Kolesterol diangkut melalui pembuluh darah oleh low-density dan high-density lipoproteins (LDL and HDL). LDL dikenal sebagai kolesterol jahat, jadi bukan kolesterol itu sendiri yang menyebabkan ateroskeloris.

Sumber :
Ikarowina Tarigan
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/05/23/1204/5/4-Mitos-Seputar-Kolesterol
23 Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar